Headline

Foto dan Video

Madridista

Agenda

Foto dan Video

Real Madrid

Liga Indonesia

Kolom

» » » Memahami Geografi Spanyol lewat La Liga


Salah satu keuntungan menjadi pemerhati sepak bola Eropa adalah kita menjadi semakin memahami kondisi geografis negara-negara di Eropa. Tanpa perlu belajar geografi kedaerahan, dengan sendirinya kita akan tahu nama, letak dan karakteristik masyarakat kota-kota di benua biru.

Spanyol adalah salah satu negara besar dengan sistem pemerintahan tertua di dunia yang sampai sekarang masih membuat bingung orang-orang yang mencoba mempelajarinya. Nah, sepak bola sebenarnya cukup membantu dalam hal ini.

Seperti kebanyakan negara yang masih mempertahankan sistem pemerintahan monarki, status kepala negara Spanyol dipegang oleh anggota kerajaan yang memegang mandat.

Saat ini, kehormatan itu dipegang Raja Felipe VI. Namun, pemerintahan dijalankan oleh seorang perdana menteri.

Yang membuat Spanyol unik adalah sistem pemerintahannya yang cukup berbeda dengan negara-negara monarki lainnya. Pemerintahan negara di pesisir laut Mediterania ini terdesentralisasi dengan tiap-tiap pemerintah daerah berhak menjalankan pemerintahannya sendiri.

Meski demikian, baik pemerintah resmi maupun masyarakat Spanyol tidak pernah menyebut bahwa negara mereka adalah negara federasi, seperti Amerika Serikat, misalnya.

Perbedaan lainnya terletak pada struktur vertikal pemerintahan Spanyol. Indonesia, misalnya, menempatkan provinsi langsung di bawah pemerintah pusat, dan membawahi beberapa kota dan kabupaten.

Di Spanyol, level provinsi berada di bawah suatu level administrasi bernama ‘comunidad’ (terjemahan harfiah: komunitas). Comunidad inilah yang menjadi pelaksana pemerintahan otonomi daerah.

Bingung? Kita tempatkan saja dalam contoh Amerika Serikat. Comunidad setara dengan ‘state’ atau negara bagian di Amerika Serikat. Jadi, Catalunya atau Andalusia sebagai comunidad setara dengan negara bagian California atau Pennsylvania di Amerika Serikat.

Setelah itu, barulah provinsi berada di bawah otoritas comunidad. Selanjutnya, provinsi membawahi level-level administrasi yang lebih kecil bernama ‘comarca’.

Comarca bisa dibilang sejajar dengan distrik atau negara bagian. Setelah comarca, barulah terdapat municipio (municipality), yaitu pemerintahan setara kotamadya atau kabupaten.

Yang membuat semuanya semakin membingungkan adalah di luar 17 comunidad pelaksana pemerintahan otonomi, terdapat juga dua kota yang berstatus istimewa dan memiliki hak yang sama.

Kedua kota otonomi tersebut adalah Ceuta dan Melilla, yang tidak berafiliasi sama sekali dengan comunidad atau provinsi manapun.

Sekarang, mari kita coba memetakan beberapa comunidad di Spanyol dengan bantuan sepak bola. Comunidad terbesar dan terpadat di Spanyol adalah Andalusia.

Wilayah indah yang menyimpan sejarah kekaisaran Islam ini memiliki kota-kota wisata terkenal seperti Sevilla, Granada dan Cordoba.

Andalusia pernah menjadi penyumbang wakil terbanyak di La Liga musim 2014-2015 dengan 5 wakil, yaitu Granada, Malaga, Sevilla, Cordoba dan Almeria. Sedangkan di musim 2016-2017, Andalusia diwakili tiga nama pertama plus Real Betis.

Kita juga sering membaca tentang dua comunidad yang secara politis sering bertolak belakang dari pemerintah pusat Spanyol, antara lain Catalunya dan Euskadi (Basque).

Catalunya cukup beruntung punya wakil yang terkenal di dunia, yaitu FC Barcelona. Di Camp Nou, salah satu stadion terbesar di dunia, masyarakat Catalunya sering menyuarakan tuntutan kemerdekaan wilayah mereka dari Spanyol.

Fans FC Barcelona mengibarkan bendera pro-kemerdekaan Catalonia, Estelada, di Stadion Camp Nou, Barcelona, Spanyol, dalam pertandingan Liga Champions 2015-2016 menghadapi BATE Borisov pada 4 November 2015.

Uniknya, mereka melakukan itu sambil menikmati aksi-aksi pemain-pemain FC Barcelona. Wakil-wakil lain dari Catalunya antara lain Espanyol, Girona, Reus, dan Gimnastic Tarragona.

Sementara itu, Basque punya klub-klub yang cukup konsisten di kompetisi kasta pertama dan kedua, antara lain Athletic Bilbao, Real Sociedad, Osasuna, dan tiga musim terakhir naik daun, Eibar.

Namun, jangan keburu menyimpulkan bahwa klub-klub tersebut mewakili kota mereka masing-masing. Di Spanyol, banyak nama kota yang cukup rancu karena sekaligus merangkap menjadi nama provinsi yang menaunginya.

Seperti Barcelona dan Sevilla, yang merupakan nama kota sekaligus provinsi sehingga klub-klub yang berada di kedua kota tersebut sebenarnya mewakili penduduk dalam ruang lingkup provinsi tersebut.

Valencia lebih unik lagi. Nama tersebut digunakan untuk tiga level administratif, antara lain kota/municipality, provinsi dan comunidad. Sedangkan kasus khusus berlaku pada Madrid.

Ibu kota negara ini tidak terikat pada provinsi manapun, dan langsung berada di bawah otoritas comunidad Madrid.

Semua paparan di atas adalah penjelasan mengapa di La Liga seringkali terdapat pertandingan yang disebut ‘derby’ padahal klub-klub yang terlibat sebenarnya terletak di kota-kota yang berbeda.

Rivalitas mereka dilihat dalam ruang lingkup comunidad, seperti Athletic Bilbao vs Real Sociedad (derby Basque), Valencia vs Villarreal (derby comunidad Valencia), Celta Vigo vs Deportivo La Coruna (derby Galicia), atau bahkan klub-klub dari kota kecil sewilayah seperti Leganes vs Alcorcon (derby comunidad Madrid).

Menariknya lagi, nyaris setiap comunidad memiliki federasi sepak bola dan ‘tim nasional’ mereka sendiri, meski semua berstatus tidak resmi karena tidak berada di bawah naungan FIFA.

Dalam hal ini, comunidad yang paling aktif adalah Catalunya, yang setiap akhir tahun mengadakan pertandingan persahabatan melawan negara-negara anggota FIFA. Mereka juga memiliki turnamen sepak bola Catalan Cup, yang telah mengikat kerja sama dengan banyak sponsor.

‘Timnas’ Basque juga cukup aktif melakukan laga-laga uji coba, terakhir pada tahun 2013 melawan Peru. Kedua tim cukup sering menantang satu sama lain. Tercatat sudah enam kali kedua ‘timnas’ bertemu dalam laga persahabatan.

Pertemuan terakhir kedua tim pada 2007 menampilkan sederet bintang sepak bola Spanyol antara lain Fernando Llorente, Fernando Amorebieta, Carles Puyol, dan Xavi Hernandez.

Namun, dari semuanya, mungkin inisiatif Andalusia pada tahun 2006-lah yang paling menyita perhatian dunia. Di tahun tersebut, tim ‘Andalusia Selection’ mengundang tim sepak bola gabungan antara Israel dan Palestina untuk menyuarakan perdamaian bagi kedua negara yang terus-terusan bertikai tersebut.

Andalusia yang diperkuat Jose Manuel Pinto, Jose Antonio Reyes, Daniel Guiza dan almarhum Antonio Puerta memenangi pertandingan dengan skor 3-1 atas tim ‘Peace Selection’ yang antara lain diperkuat bintang-bintang Israel seperti Dudu Aouate, Haim Revivo dan pemain-pemain Palestina.

Penulis: Mahir Pradana adalah kontributor JUARA dan seorang dosen yang tengah menempuh pendidikan doktoral di Spanyol. 



«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply